Bupati Brebes Tampung Keluhan Kades: Prioritaskan Infrastruktur di Tahun 2026

BREBES, mediapenanews.net – Suasana hangat berubah serius ketika Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma menggelar pertemuan dengan para kepala desa (kades) dari empat kecamatan selatan, yakni Tonjong, Bumiayu, Paguyangan, dan Sirampog, di Pendopo II Bumiayu, Minggu (5/10/2025).

Pertemuan ini digelar untuk menampung berbagai keluhan dan aspirasi para kades terkait kondisi infrastruktur dan pembangunan di wilayah masing-masing.

Forum tersebut menjadi bukti bahwa suara desa kini menjadi elemen penting dalam mewujudkan visi “Brebes Beres”.

Bupati Mitha menegaskan, slogan itu bukan sekadar jargon politik, melainkan komitmen bersama yang membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, terutama pemerintah desa.

Ketua Paguyuban Kades Kecamatan Tonjong, Abdul Mukhit, menyampaikan masalah utama terkait irigasi yang rusak di Desa Kutayu.

“Irigasi sangat penting bagi petani. Kami berharap segera ada perbaikan karena kerusakannya sudah lama,” ujarnya.

Dari Kecamatan Bumiayu, Ketua Paguyuban Mustolih menyoroti kerusakan jalan dari simpang lampu merah terminal Desa Langkap hingga Desa Cilibur.

“Jalan itu sudah lama rusak. Kami mohon segera direalisasikan perbaikannya,” pintanya.

Sementara Ketua Paguyuban Paguyangan, Abdurahman, mengeluhkan kondisi jalan lingkar Winduaji yang rusak parah.

“Jalan itu poros utama bagi masyarakat, sekaligus penghubung Brebes dan Banyumas. Kami harap diprioritaskan,” katanya.

Kepala Desa Jatisawit, Edi, juga meminta perhatian atas kerusakan jalan Karang Dempul–Muncang dan jalan Kalibata yang menghubungkan Pagojengan dan Taraban. Ia turut menyoroti kemacetan di sekitar Pasar Wage.

“Kami berharap ada solusi konkret dari pemerintah daerah,” ucapnya.

Dari Desa Pruwatan, kades setempat menyoroti kondisi Bendungan Jembar yang sangat dibutuhkan petani untuk pengairan sawah. Adapun Kades Bumiayu, Sukaro, mengeluhkan kegiatan pembangunan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang kerap tidak berkoordinasi dengan desa.

“Kadang proyek turun tanpa izin dan tidak sesuai kebutuhan masyarakat,” tegasnya.

Sementara Basori, Kepala Desa Mendala, mengucapkan terima kasih atas pembangunan yang sudah direalisasikan. Namun, ia juga mengingatkan kondisi bendungan milik PU Pengairan yang membahayakan warga.

“Kami bahkan memakai dana desa untuk perbaikan darurat,” ungkapnya.

Kepala Desa Purwodadi Kecamatan Tonjong, Listuti, menambahkan, jembatan Pesanggrahan kini berlubang dan butuh segera diperbaiki. Ia juga mendesak agar pembangunan jembatan Petenteng yang sudah lama mangkrak bisa dilanjutkan.

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Bupati Paramitha Widya Kusuma mengapresiasi keterbukaan para kepala desa. Ia mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi kendala karena tahun 2025 merupakan masa transisi kepemimpinannya.

“Kami baru menjabat beberapa bulan dan sedang menata organisasi perangkat daerah agar program berjalan sinergis,” jelasnya.

Bupati Mitha menegaskan bahwa mulai tahun 2026, pemerintahannya akan memprioritaskan perbaikan infrastruktur dasar, terutama jalan dan irigasi, secara bertahap.

“Kami sedang menghitung tingkat kerusakan agar perbaikan bisa tuntas dalam lima tahun. DPRD juga kami ajak bekerja sama agar anggaran tepat sasaran,” tegasnya.

Ia menutup pertemuan dengan pesan menenangkan:

“Saya butuh dukungan semua pihak. Pemerintah desa adalah mitra kami. Dengan sinergi, kita bisa wujudkan Brebes yang benar-benar Beres.”

Pertemuan di Bumiayu tersebut meninggalkan kesan mendalam. Para kades tak sekadar mengkritik, tetapi menunjukkan semangat bersama untuk membangun Brebes yang lebih adil dan terarah.

Forum ini menjadi simbol komitmen bahwa “Brebes Beres” bukan hanya slogan, melainkan langkah nyata menuju kemajuan daerah. (*)

Writer: IrfanEditor: Irfan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *