Palu (mediapenanews.net) – Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) mengirim tujuh orang calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengikuti pendidikan dan pelatihan bahasa dan budaya Jepang dalam program pekerja terampil tertentu atau Specified Skilled Worker (SSW)
“Tujuh orang yang mengikuti penguatan kapasitas melalui diklat telah melalui proses yang panjang, bersaing dengan 100 pendaftar. Program pekerja terampil tertentu berbeda dengan rogram magang,” kata Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota Palu Setyo Susanto setelah pelepasan peserta diklat di Palu, Selasa.
Ia menjelaskan diklat yang diselenggarakan lembaga ISO Jepang berlangsung di Bandung, salah satu tahapan yang wajib diikuti calon PMI, tujuannya untuk memudahkan komunikasi dan memahami kebiasaan di negara tujuan kerja supaya cepat berbaur dengan masyarakat setempat.
Saat ini skema digunakan bukan lagi magang, tetapi menjadi pekerja dengan kontrak lima tahun, pemerintah Jepang memberikan status tinggal dan visa kepada pekerja asing yang memiliki keterampilan tertentu.
Proses seleksinya lebih kompleks, tidak hanya pemeriksaan kesehatan, tetapi mencakup aspek kemampuan fisik, mental, dan kesiapan kerja. Awalnya yang mendaftar lebih dari 100 orang, kemudian lolos 25 orang. Setelah tes lanjutan hanya 13 yang lulus, dan seleksi yang lebih spesifik tersisa tinggal tujuh orang yang benar-benar siap,” ujarnya.
Lalu, 25 peserta lainnya yang sempat lolos di tahap awal, masih mendapatkan prioritas untuk program berikutnya pada tahun 2026.
“Tes IGRA lebih banyak menilai kondisi fisik dan mental peserta. Kalau aspek-aspek ini bisa diperbaiki, mereka akan menjadi prioritas untuk tahun depan yang lolos tahap awal,” ucapnya.
Dijadwalkan diklat tersebut dilaksanakan pada Oktober hingga Desember 2025, setelah lulus mengikuti pembelajaran bahasa dan budaya, selanjutnya peserta diikutkan uji sertifikasi keahlian, bagi peserta yang belum memiliki sertifikat sesuai pilihan kerja.
Menurut data Pemkot Palu, sejak pemberangkatan pertama PMI lewat program SSW pada 2022 hingga 2025, sekitar 227 orang warga Kota Palu telah bekerja di Jepang, dan masih tersisa 44 orang sedang dalam penggodokan, termasuk tujuh orang yang baru diberangkatkan ikut diklat bahasa dan budaya.
“Kami berharap anak-anak muda Kota Palu memanfaatkan program ini untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga,” tutur Setyo.
Sementara itu, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid berpesan para peserta harus mengikuti semua ketentuan aturan selama pelatihan, karena menyangkut kedisiplinan.
Para peserta yang nantinya berhasil bekerja di Jepang menjalani kontrak selama lima tahun dengan penghasilan berkisar antara Rp19 juta hingga Rp22 juta per bulan.
“Program ini menjadi salah satu upaya Pemkot Palu dalam memperluas peluang kerja bagi generasi muda, sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) supaya mampu bersaing,” kata dia.