Brebes, mediapenanews.net – Sebuah rumah warga di Desa Paguyangan, tepatnya di RT 01 RW 01 Dukuh Kedung Banteng, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, roboh akibat diguyur hujan lebat selama dua hari berturut-turut. Peristiwa ini terjadi pada Rabu malam, 15 Oktober 2025, sekitar pukul 19.00 WIB.
Menurut Kepala Desa Paguyangan, Faqih Maulana, rumah tersebut dalam keadaan kosong saat kejadian. “Pemilik rumah sedang berada di rumah tetangganya. Rumah ini memang sudah tua dan tidak pernah diperbaiki, sehingga kondisinya sudah sangat lapuk,” ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini. Namun, sebagian besar material bangunan seperti kayu dan genting mengalami kerusakan berat. Kerugian материальный diperkirakan mencapai Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Penyebab utama robohnya rumah diduga kuat akibat hujan lebat yang terus-menerus dan kondisi struktur bangunan yang sudah tidak layak huni.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga sekitar, terutama mengenai keberadaan rumah-rumah tua lain yang kondisinya serupa. Pemerintah desa diharapkan lebih proaktif dalam mendata rumah tidak layak huni (RTLH) agar langkah-langkah antisipasi dapat diambil lebih awal.
Bhabinkamtibmas Polsek Paguyangan, Aipda Gito Noto Prawira, telah melakukan pengecekan langsung ke lokasi dan berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Paguyangan untuk melaporkan kejadian ini kepada BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Brebes. Tujuannya adalah agar segera mendapatkan bantuan rehabilitasi. Aipda Gito juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bangunan tua yang berpotensi roboh dan segera melaporkan jika menemukan kondisi serupa.
Tim dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinperwaskim) Kabupaten Brebes, Rendi, menyampaikan bahwa pihaknya akan segera melakukan verifikasi dan pendataan ulang rumah-rumah tidak layak huni di wilayah tersebut. “Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Dinperwaskim akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Paguyangan dan instansi terkait untuk melakukan pendataan serta menyusun rencana intervensi terhadap rumah-rumah dengan risiko tinggi,” jelas Rendi.
Rendi menambahkan bahwa program bantuan perbaikan RTLH sudah berjalan, namun perlu percepatan dan validasi data agar tepat sasaran. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga keselamatan hunian, termasuk dengan melakukan perbaikan berkala bagi bangunan yang sudah berusia tua.
Kejadian rumah roboh di Paguyangan menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk lebih serius menangani masalah RTLH. Validasi data yang akurat dan percepatan penyaluran bantuan perbaikan rumah menjadi kunci utama dalam memastikan masyarakat dapat tinggal di hunian yang aman dan layak. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk proaktif melaporkan kondisi rumah yang sudah tidak layak huni juga sangat diperlukan.
Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan program perbaikan RTLH dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup serta keselamatan warga Kabupaten Brebes.(*)