Semarang, mediapenanews.net – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan kemajuan Artificial Intelligence (AI), tantangan bagi dunia pers semakin besar. Saat ini, teknologi dan kecerdasan buatan seolah menjadi “mainan” baru bagi generasi Z, namun bagi wartawan, tetap ada satu nilai yang tak boleh tergerus.
Menurut Ema Rachmawati, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Jateng, yang mewakili Pj Gubernur Jateng dalam sambutannya pada Puncak Resepsi Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Blora, wartawan harus tetap mengutamakan integritas dalam menjalankan tugasnya.
“Pers sesungguhnya punya peran mengubah perilaku masyarakat, maka dibutuhkan komitmen dan effort kuat agar selalu menjaga integritas,” ujarnya.
Acara HPN 2025 tingkat Jawa Tengah yang digelar di Pendopo Bupati Blora ini menjadi momentum untuk mengingatkan kembali kepada seluruh insan pers akan peran penting mereka dalam mengedukasi masyarakat.
Di tengah derasnya arus informasi dan teknologi, wartawan menjadi garda terdepan dalam memastikan bahwa informasi yang sampai kepada publik tidak hanya cepat, tetapi juga akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Perkembangan AI memang telah mengubah banyak hal, termasuk dalam industri pers. Prof. Pulung Nurtantio Andono, Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang, dalam orasi jurnalistiknya mengungkapkan, bahwa AI dan media sosial saat ini memberi dampak besar pada cara informasi tersebar.
Dengan adanya citizen journalism, masyarakat dapat dengan mudah mengunggah berita melalui ponsel mereka. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan besar terkait verifikasi kebenaran informasi.
“Di sinilah peran pers sangat penting, bukan hanya untuk menyebarkan informasi dengan cepat, tetapi juga memastikan berita itu benar,” katanya.
Namun, teknologi AI juga tidak sepenuhnya menggantikan tugas seorang wartawan. AI memang bisa mempermudah penulisan berita rutin, seperti laporan skor pertandingan atau harga saham, tetapi dalam hal investigasi dan menjaga kode etik jurnalistik, hanya wartawan yang bisa melakukannya.
Teknologi, terutama yang terkait dengan AI, juga bisa disalahgunakan untuk menciptakan hoaks yang sangat meresahkan masyarakat.
“Hoaks bisa menyebar begitu cepat, seperti virus, dan menyebabkan kerusakan besar. Tugas pers adalah menyaring informasi yang salah agar tidak menambah kegelisahan di masyarakat,” lanjut Prof. Pulung.
Tantangan dunia pers tidak berhenti pada verifikasi informasi semata. Sasongko Tedjo, Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, menyoroti masalah yang lebih besar, yaitu tsunami informasi yang saat ini semakin tak terbendung.
Dalam riset yang dilakukan oleh Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), hanya sekitar 2 persen media online yang mampu bertahan hidup secara sehat dan sustain. Ini menggambarkan betapa kerasnya kompetisi di dunia pers, di mana kualitas berita dan kepercayaan publik menjadi taruhan.
Namun, meskipun tantangan yang dihadapi wartawan sangat banyak, Sasongko menekankan bahwa ada fungsi-fungsi tertentu dalam dunia jurnalistik yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.
“AI memang dapat membantu mempermudah banyak hal, tetapi pekerjaan yang mematuhi Kode Etik Jurnalistik hanya bisa dilakukan oleh wartawan,” ungkapnya.
Puncak perayaan HPN 2025 di Blora memiliki kesan yang mendalam. Selain orasi jurnalistik yang inspiratif dari Prof. Pulung, acara ini juga menjadi tempat penghargaan bagi para pemenang lomba karya jurnalistik dan lomba video city tour.
Tak hanya itu, beberapa destinasi wisata di Blora, seperti Goa Terawang dan Desa Wisata Bangsri, juga menjadi bagian dari perayaan ini, memadukan kecintaan terhadap budaya lokal dengan kemajuan teknologi.
Dalam sambutannya, Ketua PWI Jateng Amir Machmud menyatakan bahwa HPN kali ini sangat bersejarah, karena selain memberikan penghargaan kepada insan pers, juga mengajak wartawan untuk terus berperan aktif dalam membangun daerah melalui hubungan yang lebih erat antara pers dan pemerintah daerah.
“Harapan kami ke depan, hubungan pers dan bupati makin direkatkan karena kepentingan yang sama yaitu bagaimana ‘sesarengan mbangun’ Blora,” tegasnya.
Tema HPN 2025 Jawa Tengah, “Membangun Wartawan Berakhlak dan Fondasi Membangun Negeri,” adalah pengingat bagi kita semua akan tanggung jawab besar yang diemban oleh pers. Dalam menghadapi tantangan digital dan kecerdasan buatan, integritas dan kualitas berita adalah hal yang tak bisa ditawar.
Sebagai insan pers, kita tidak hanya dituntut untuk memberikan informasi yang cepat, tetapi juga yang akurat, mendalam, dan bermanfaat bagi masyarakat. Wartawan berakhlak akan selalu menjaga keharmonisan dan keindahan dunia dengan memberikan informasi yang bermutu untuk kebaikan bersama.
Dengan semangat ini, mari kita terus membangun dunia pers yang lebih berkualitas, menjaga integritas, dan berperan aktif dalam mencerdaskan bangsa di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat.(*)